Minggu, 17 Juni 2012

GERAKAN FEMINISME VS RASULULLAH SAW

Tulisan ini ku buat karena nyari uang. haahahaha.. semoga bermanfaat

Isu mengenai persamaan gender atau kesetaraan gender menjadi sebuah isu yang mendunia saat ini. Isu tersebut dikelola menjadi sebuah gerakan yang sangat membahana. Terdapat kelompok yang sangat mengagung-agungkan dan menginginkan kesuksesan dari kesetaraan gender. Gerakan kesetaraan gender ini dikenal sebagai gerakan feminisme. berdasarkan sejarah, Gerakan kesetaraan gender dimulai sendiri oleh wanita-wanita barat, tepatnya di Inggris. Mary Wollstone Craft, penulis dan istri seorang filsuf atheis adalah yang pertama kali menuntuk hak-hak wanita dalam bukunya “Vindication of the Rights of Women” tahun 1972.

Cuplikan buku tersebut berisi “wanita seharusnya menerima perlakuan yang sama dengan pria dalam hal pendidikan, kesempatan kerja dan politik serta standar moral yang sama harus diterapkan pada kedua jenis kelamin tersebut”. Gerakan ini menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa dan Amerika. Kesetaraan gender menjadi suatu slogan yang sangat populer dalam semua bidang kehidupan. Siapapun yang mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan slogan ini akan dicap sebagai anti kemajuan.

            Teori kesetaraan gender adalah salah satu teori yang aneh yang berasal dari barat dalam 100 tahun terakhir. Kegagalan dari teori ini telah terbukti dengan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah dilakukan untuk menjawab tuntutan yang dilakukan oleh kaum feminisme mengenai perbedaan pria dan wanita. Perbedaan wanita dan pria bukan karena kondisi sosial seperti yang diagung-agungkan oleh kaum feminisme tetapi perbedaaan tersebut disebabkan oleh faktor biologis yang telah ada dalam tubuh manusia sejak pembuahan terjadi.

Hasil Penelitian tersebut tidak serta merta menjuruskan kita kepada pemikiran bahwa pria lebih baik dari wanita. Otak pria bekerja dengan cara yang berbeda dengan otak wanita. Pada test IQ terhadap pria dan wanita yang memiliki kecerdasan yang setara, pria cenderung memiliki skor yang lebih tinggi dalam logika problem deduktif, sedangkan wanita lebih tinggi dalam kemampuan verbal. Wanita memiliki kewaspadaan emosional yang lebih tinggi, bahkan sebelum mempunyai anak. Anak-anak perempuan pada umumnya lebih peduli dan lebih sensitif pada urusan-urusan perawatan dibanding anak laki-laki. Wanita dan pria berbeda satu dengan yang lain dalam hal gen, selanjutnya pemikiran, kemudian tindakan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari sifat-sifat biologis pria dan wanita.

            Gerakan Kesetaraan Gender telah gagal membawa wanita menemukan keadilan dan pembebasan seperti apa yang mereka inginkan. Akibat dari kesalahan berpikir tersebut membawa mereka kepada pemikiran yang tidak sehat. Sampai hari ini wanita masih frustasi dan tertekan, kebebasan mereka terbukti menjadi bentuk-bentuk baru perbudakan, masalah-masalah baru bermunculan di sekitar mereka. Dulu mereka hanya melayani suami, sekarang mereka harus “melayani” kantor dan perusahaan tempat mereka bekerja. Dulu mereka mengurusi urusan-urasan rumah tangga yang mereka anggap sudah sangat berat, sekarang mereka harus membiayai sendiri urusan-urusan tersebut.
Wanita mulai kehilangan kewanitaannya dalam lingkungan campuran ini, sampai-sampai seorang penulis berkebangsaan Norwegia, Yul Siman, yang juga merupakan pendukung gerakan pembebasan wanita, menasehati kaumnya sendiri dalam bukunya “Review of Reviews” sebagai berikut “seorang wanita harus menjadi seorang wanita. Ya, dia tetap harus menjadi seorang wanita. Hal itulah yang akan membawa kesuksesan, dan karakter kewanitaan tersebut akan sangat membantu dalam mencapat suatu posisi yang terhormat. Hal itu adalah hukum alam, itu adalah petunjuk dari alam” 
Terbentuknya gerakan kesetaraan gender belum lama dimulai, tepatnya pada akhir abad ke 19. Pandangan lain mengenai kesetaraan gender terdapat dalam pandangan islam telah ada sejak Rasulullah SAW diangkat menjadi Rasul sekitar 1400 tahun silam. Lalu bagaimanakah pandangan islam mengenai kesetaraan Gender. Berikut beberapa pandangan islam mengenai kesetaraan gender beserta analisis perbandingannya dengan gerakan kesetaraan gender yang diusung oleh wanita barat.

a.         Seks dan Masyarakat
Istri yang shalihah adalah harta manusia yang paling berharga” (Nabi Muhammad SAW). Sejarah mencatat bahwa sebelum datangnya islam dari pembawa risalah yang agung Rasulullah SAW, wanita hanya dianggap sebagai pemuas nafsu semata terhadap kaum laki-laki, ketika islam datang kedudukan wanita diangkat setinggi-tingginya. Kedudukan wanita dalam hal seks dan perlakuan yang diterimanya dalam masyarakat tidak pernah semulia kaum manapun selain pada saat Nabi Muhammad SAW diutus menjadi pembawa risalah. Beberapa contoh peradaban yang menganggap wanita sebagai kaum minoritas dan terbelakang sebagai berikut : (1) Peradaban romawi melihat sosok wanita sebagai budak yang menjadi aksesoris pria, wanita dipandang sebagai makhluk tidak berjiwa, ia tidak berhak mewarisis kehidupan akhirat, dianggap sebagai makhluk yang keji, tidak boleh makan daging,tidak boleh tertawa, dan seluruh waktunya harus diisi dengan sembahyang, ibadah dan melayani kepentingan-kepentingan kaum pria. (2)  Peradaban Yunani, tepatnya di Athena wanita dianggap sebagai barang dagangan, dipejualbelikan. (3) Agama-agama kuno di India menyatakan bahwa wabah penyakit, maut, neraka, racun, ular berbisa, danapi, semuanya itu lebih baik daripada wanita. (4) kristen, di dalam perjanjian lama, mengenai wanita dijelaskan sebagai berikut “bahwa aku berkeliling dengan sepenuh hatiku hendak mengetahui dan menyelidiki dan mencari hikmat seta kesimpulan segala perkara, dan hendak mengerti kefasikan adalah kebodohan dan kebebalan adalah kegilaan, maka kudapati akan sesuatu yang lebih pait daripada maut, yaitu pereempuan yang hatinya seperti jaring dan jerat, dan tangannya pun seperti belenggu. Barangsiapa yang lebih baik dihadapan Allah, ia akan selamat daripada nya, tetapi orang berdosa akan ditangkapnya”. (5) Arap pra islam, di zaman ini apabila kaum pria mendengar kabar tentang kelahiran anak perempuan, merah padamlah wajahnya. Hal yang paling keji adalah mengubur hidup-hidup anak perempuan tersebut.
 Setelah datangnya Islam kebiasaan kaum Arab menguburkan anak perempuan yang baru lahir, mendapat teguran dari Allah SWT dalan QS. Al-Isra : 31 “Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang akan memberikan rizki kepada mereka dan kepada kalian juga”.
b.        Nabi Muhammad SAW menegakkan hak-hak wanita
Pada tanggal 9 dzulhijah, bertepatan dengan hari Jum’at, 6 Maret 632 M, di daratan Arafah, Nabi Bersabda dihadapan 130.000 pengikutnya : “ wahai manusia, istri-istri kalian  memiliki hak-hak atas mereka.mereka bergantung kepadamu, mereka tidak dapat mengerjakan semuanya sendirian. Tak disangkal lagi kamu telah mendapatkan kepercayaan dari Allah, dan mereka telah menjadi pasangan sah kamu dibawah ketetapan sang maha pengasih, oleh karena itu bertaqwalah kepada Allah, berkenaan dengan wanita, perlakukan mereka dengan lemah lembut.”
Berbeda dengan pandangan kaum feminisme. Gerakan feminisme menimbulkan kemerosotan moral. Dampak yang timbul akibat pembebasan ini berujung pada merajalelanya seks bebas, narkoba, HIV Aids, kehamilan diluar nikah, dan berbagai kemerosotan lainnya.

Begitu mulianya Nabi Muhammad SAW, wanita barat menuliskan ajaran Rasul tentang wanita serta status mereka : “ tak ada perbandingannya dalam sejarah, tentang apa yang dilakukan Rasul Muhammad SAW dalam melindungi hak-hak wanita. Bahkan sampai sekarang, wanita muslim yang sudah menikah memiliki hak-hak yang lebih baik dari seorang wanita Inggris. Islam memberikan hak-hak yang sedemikian agung, yang bahkan tidak dimiliki oleh wanita-wanita Perancis sekarang ini.” (Irena Medinax).

Daftar Pustaka

Thalib Muhammad, 2008. Gerakan Kesetaraan Gender Menghancurkan Peradaban. Kafilah Media : Yogyakarta