Jumat, 04 November 2016

411

Aku bener-bener bersyukur bisa diperlihatkan oleh Allah kejadian hari ini. Aksi 4 November, aksi terhadap dugaan penistaan Al Quran surat Al-maidah ayat 51 yang dilakukan oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama aka Ahok. Beberapa hari lalu, jujur saya menjadi masyarakat yang pasif. Saya mengganti foto profil WhatsApp dengan gambar dukungan aksi 4  November, namun sebenarnya dalam hati saya berpikir jumlah pendemo tidak akan sedahsyat seperti yang saya lihat tadi siang-sore ini. Juga, saya pikir, aksi ini akan sepi dari liputan media.

Diluar dugaan saya, ribuan orang yang mencintai Alquran bertumpah ruah hari ini ditambah lagi dengan liputan media yang tiada hentinya. Belum lagi, aksi ini bukan hanya dilakukan di Jakarta namun juga dilakukan di bebrapa kota di Indonesia. Saya merinding. Sholat jum'at yang dilakukan di Masjid istiqlal hari ini seperti sedang sholat hari raya idul fitri, sholat idul adha, sholat di masjid An-Nabawi atau  sholat yang dilakukuan di masjid Al-Haram. Teriakan takbir menggema. Ketika pulang dari urusan duniawi yang melelahkan tadi siang, saya melihat berita di televisi. Saya merinding melihat ribuat umat islam yang datang membela Al-Qur'an, Saya merinding mendengar suara takbir, Saya merinding melihat jamaah muslim dengan pakaian putih di bundaran HI Jakarta. Rasanya, saya seperti melihat jamaah haji di Mekkah.

Tapi ini di Indonesia. Saya merinding, karena selama 20 tahun saya mampu mengingat semua kenangan, Saya belum pernah melihat kejadian seperti ini. Ketika semua umat islam bersatu untuk membela agama yang diyakini, membela keyakinan dan membela tauhid yang sudah tertancap daam hati. Saya sudah melihat aksi demonstrasi umat muslim di Mesir saat rakyat membela presiden Endorgan. Namun, saat melihatnya aksi hari ini, saya merinding saya menangis. Ketika sholat Ashar tadi, jujur saja, Saya jarang sekaliiiiiiiiiiiiiiiiii menangis sesenggukan. Namun, hari ini Saya menangis sesenggukan sambil berkata "Ya Allah, hari ini saya betul-betul melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa umat islam bersatu membela agamamu, Wahai Rasulullah SAW, lihatlah umatmu ini, mereka membela kitab suci Alquran saat ini".

Saya menangis, karena sejak saya mulai berhijrah, memakai gamis, memakai kerudung menutup dada, mulai belajar islam,  mengikuti kajian islam dan akhirnya tahu bahwa kelompok pengajian itu banyak. Tidak jarang, setiap kelompok saling mengakui  bahwa kelompoknya  menklaim sendiri sebagai kelompok yang paling Ahlus Sunnah Waljama'ah. Sehingga, Saya sering bertanya ke diri sendiri "Apakah ada waktu/kejadian dimana umat islam, minimal di Indonesia ini berkumpul dalam satu wadah tanpa membawa atribut kelompok pengajian?" Hari inilah jawabannya, 4 November 2016, semua ormas dan kelompok pengajian bersatu dalam aksi membela Al-Quran.

Ini bukan soal menunjukan diri, ini soal tauhid, ini soal keyakinan, Saya yakin, selama tidak ada pernyataa dari presiden, masa tidak akan berhenti. Ingatlah wahai pemerintah, kekuatan people power tidak akan terkalahkan. Pak Jokowi, berikanlah pernyataan yang menyejukkan. Saya mendengar dari berita saat Saya mengetik tulisan ini, bahwa besok anda memiliki agenda ke luar negeri. Saya harap, anda menunda dulu agenda kunjungan mancanegara Anda. Bapak, kondisi negara sedang tidak aman. Kenapa anda tidak bisa memberikan pernyataan tegas terkait dengan proses hukum dari Pak Ahok seperti anda menyatakan dengan tegas akan mengawasi "pemberantasan pungli"?