Kamis, 13 Oktober 2016

Bila Ukhti Jatuh Cinta

Saya bisa saja bilang "Saya suka kamu, mau jadi pasanganku?" I have impression to confess my feeling toward the man who I liked first.
*Itu dulu sih, dan akhirnya jadi cinta pertama dan juga yang bikin saya patah hati untuk pertama kalinya karena . . . .  Karena aku ditinggal nikah dengan ukhti lain, yang katanya : Dia bukan siapa-siapa. Preeett! Ujung-ujungnya jadi istrinya juga. Uhhh, Geram!*
Tidak sesimple itu bilang confess feeling ke lelaki yang awesome. Apalagi kalau kalau yang ditaksir lelaki sholih, sholat 5 waktu di masjid, menyayangi keluarganya, mapan *ehemm*, tampan, bacaan Alqur'annya bagus, ngga mempermasalahkan si pasangannya kuliah S1, S2, S3, S teller, royal (suka ngasih uang belanja lebih untuk ngejar-ngejar barang diskon, beli make-up dan skin care), tidak mempermasalahkan hobi pasangannya yang suka tiba-tiba random (tiba-tiba pengen nyobain resep baru, tiba-tiba pengen berkebun, tiba-tiba ngeborong kain dan kemudian baru dijadiin baju setahun kemudian), duh duh duh... Imam masa depan... *Maafkan, Saya ngetik sambil menghayal*
Beda cerita sih, kalau saya tiba-tiba update status Facebook "Kim Bum Oppa Saranghae"  *baca : Abang Kim Bum, aku cinta kamu* atau tiba-tiba bilang ke Kakaknya Inuyasha "Aishiteru" atau bilang sama Om Aum Attichart " P' Aum, Zly rak khun na ka" habis itu digampar Tante Natt*.
Penampilanku memang islami, tapi itu ngga menjamin sikap dan tingkah-ku islami juga. Karena itu aku mencoba lebih keras untuk bisa mengontrol emosi dan perasaan. Aku sanguineextrovert dan ditambah dengan bakat "centil" dari lahir.  Sekali lagi, Confess feeling bukan sesuatu yang sulit bagiku. Hanya saja, pengalaman patah hati yang udah aku singgung sedikit sebelumnya bikin aku jadi lebih paham bahwa  sekeras apapun usaha ku, selama apapun aku bertahan, kalau Allah ngga berkehendak maka tak akan dipertemukan dalam Ijab Qabul *Sedih lagi*. Dan lagi, aku ngga ingin dengan Confess feeling bikin aku jadi keliatan menyedihkan.

Level jatuh cintanya aku bukan lagi level remaja, kayak lagu "Aku mau makan ku ingat kamu, mau tidur ingat kamu". Aku ngga pengen galau, thats why, hanya sesekali aja nge stalkerin statusnya di Facebook dan juga postingan di Instagramnya. Aku ngga tau sejak kapan. Dulunya biasa aja, " tapi kenapaaaa? dari hari ke hari  kamu semakin mempesona".

Aku senang, meski hanya bisa lihat titik hijau *tanda facebooknya sedang aktif*.

Aku senang kalau kamu ngomentarin status facebookku.

Aku senang kalau ada orang yang tiba2 membahas tentangmu *meskipun ekspresi wajahku datar*.

Aku mungkin lebih senang kalau tiba-tiba kita bertemu tanpa sengaja. Karena, ngga alasan bagiku untuk bisa bertemu denganmu.

Tapi...
Aku menjadi sedih ketika ada yang bilang kalau kamu akan menikah dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, aku sudah menyiapkan hatiku.



I like You, but I can't tell You... 
Everyone want to be happy. But I choose...
To love you within my heart.





















Fakta : Nulis sambil senyaum-senyum sendiri kadang ketawa sendiri. Pas nulis kalimat-kalimat terakhir, emosi dan ekspresi tiba-tiba berubah.