Isu mengenai persamaan gender atau
kesetaraan gender menjadi sebuah isu yang mendunia saat ini. Isu tersebut dikelola
menjadi sebuah gerakan yang sangat membahana. Terdapat kelompok yang sangat
mengagung-agungkan dan menginginkan kesuksesan dari kesetaraan gender. Gerakan
kesetaraan gender ini dikenal sebagai gerakan feminisme. berdasarkan sejarah,
Gerakan kesetaraan gender dimulai sendiri oleh wanita-wanita barat, tepatnya di
Inggris. Mary Wollstone Craft, penulis dan istri seorang filsuf atheis adalah
yang pertama kali menuntuk hak-hak wanita dalam bukunya “Vindication of the
Rights of Women” tahun 1972.
Cuplikan buku tersebut berisi “wanita
seharusnya menerima perlakuan yang sama dengan pria dalam hal pendidikan,
kesempatan kerja dan politik serta standar moral yang sama harus diterapkan
pada kedua jenis kelamin tersebut”. Gerakan ini menyebar dengan cepat ke
seluruh Eropa dan Amerika. Kesetaraan gender menjadi suatu slogan yang sangat
populer dalam semua bidang kehidupan. Siapapun yang mengatakan sesuatu yang
bertentangan dengan slogan ini akan dicap sebagai anti kemajuan.
Teori kesetaraan gender adalah salah
satu teori yang aneh yang berasal dari barat dalam 100 tahun terakhir.
Kegagalan dari teori ini telah terbukti dengan penelitian ilmiah. Penelitian
ilmiah dilakukan untuk menjawab tuntutan yang dilakukan oleh kaum feminisme mengenai
perbedaan pria dan wanita. Perbedaan wanita dan pria bukan karena kondisi
sosial seperti yang diagung-agungkan oleh kaum feminisme tetapi perbedaaan
tersebut disebabkan oleh faktor biologis yang telah ada dalam tubuh manusia
sejak pembuahan terjadi.
Hasil Penelitian tersebut tidak serta
merta menjuruskan kita kepada pemikiran bahwa pria lebih baik dari wanita. Otak
pria bekerja dengan cara yang berbeda dengan otak wanita. Pada test IQ terhadap
pria dan wanita yang memiliki kecerdasan yang setara, pria cenderung memiliki
skor yang lebih tinggi dalam logika problem deduktif, sedangkan wanita lebih
tinggi dalam kemampuan verbal. Wanita memiliki kewaspadaan emosional yang lebih
tinggi, bahkan sebelum mempunyai anak. Anak-anak perempuan pada umumnya lebih
peduli dan lebih sensitif pada urusan-urusan perawatan dibanding anak
laki-laki. Wanita dan pria berbeda satu dengan yang lain dalam hal gen,
selanjutnya pemikiran, kemudian tindakan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari
sifat-sifat biologis pria dan wanita.
Gerakan Kesetaraan Gender telah
gagal membawa wanita menemukan keadilan dan pembebasan seperti apa yang mereka
inginkan. Akibat dari kesalahan berpikir tersebut membawa mereka kepada
pemikiran yang tidak sehat. Sampai hari ini wanita masih frustasi dan tertekan,
kebebasan mereka terbukti menjadi bentuk-bentuk baru perbudakan,
masalah-masalah baru bermunculan di sekitar mereka. Dulu mereka hanya melayani
suami, sekarang mereka harus “melayani” kantor dan perusahaan tempat mereka
bekerja. Dulu mereka mengurusi urusan-urasan rumah tangga yang mereka anggap
sudah sangat berat, sekarang mereka harus membiayai sendiri urusan-urusan
tersebut.
Wanita mulai kehilangan kewanitaannya
dalam lingkungan campuran ini, sampai-sampai seorang penulis berkebangsaan
Norwegia, Yul Siman, yang juga merupakan pendukung gerakan pembebasan wanita,
menasehati kaumnya sendiri dalam bukunya “Review of Reviews” sebagai berikut “seorang
wanita harus menjadi seorang wanita. Ya, dia tetap harus menjadi seorang
wanita. Hal itulah yang akan membawa kesuksesan, dan karakter kewanitaan
tersebut akan sangat membantu dalam mencapat suatu posisi yang terhormat. Hal
itu adalah hukum alam, itu adalah petunjuk dari alam”
Terbentuknya gerakan kesetaraan gender
belum lama dimulai, tepatnya pada akhir abad ke 19. Pandangan lain mengenai
kesetaraan gender terdapat dalam pandangan islam telah ada sejak Rasulullah SAW
diangkat menjadi Rasul sekitar 1400 tahun silam. Lalu bagaimanakah pandangan
islam mengenai kesetaraan Gender. Berikut beberapa pandangan islam mengenai
kesetaraan gender beserta analisis perbandingannya dengan gerakan kesetaraan
gender yang diusung oleh wanita barat.
a.
Seks dan Masyarakat
Istri yang shalihah
adalah harta manusia yang paling berharga” (Nabi Muhammad SAW). Sejarah
mencatat bahwa sebelum datangnya islam dari pembawa risalah yang agung
Rasulullah SAW, wanita hanya dianggap sebagai pemuas nafsu semata terhadap kaum
laki-laki, ketika islam datang kedudukan wanita diangkat setinggi-tingginya.
Kedudukan wanita dalam hal seks dan perlakuan yang diterimanya dalam masyarakat
tidak pernah semulia kaum manapun selain pada saat Nabi Muhammad SAW diutus
menjadi pembawa risalah. Beberapa contoh peradaban yang menganggap wanita
sebagai kaum minoritas dan terbelakang sebagai berikut : (1) Peradaban romawi
melihat sosok wanita sebagai budak yang menjadi aksesoris pria, wanita
dipandang sebagai makhluk tidak berjiwa, ia tidak berhak mewarisis kehidupan
akhirat, dianggap sebagai makhluk yang keji, tidak boleh makan daging,tidak
boleh tertawa, dan seluruh waktunya harus diisi dengan sembahyang, ibadah dan
melayani kepentingan-kepentingan kaum pria. (2) Peradaban Yunani, tepatnya di Athena wanita
dianggap sebagai barang dagangan, dipejualbelikan. (3) Agama-agama kuno di
India menyatakan bahwa wabah penyakit, maut, neraka, racun, ular berbisa,
danapi, semuanya itu lebih baik daripada wanita. (4) kristen, di dalam
perjanjian lama, mengenai wanita dijelaskan sebagai berikut “bahwa aku
berkeliling dengan sepenuh hatiku hendak mengetahui dan menyelidiki dan mencari
hikmat seta kesimpulan segala perkara, dan hendak mengerti kefasikan adalah
kebodohan dan kebebalan adalah kegilaan, maka kudapati akan sesuatu yang lebih
pait daripada maut, yaitu pereempuan yang hatinya seperti jaring dan jerat, dan
tangannya pun seperti belenggu. Barangsiapa yang lebih baik dihadapan Allah, ia
akan selamat daripada nya, tetapi orang berdosa akan ditangkapnya”. (5) Arap
pra islam, di zaman ini apabila kaum pria mendengar kabar tentang kelahiran
anak perempuan, merah padamlah wajahnya. Hal yang paling keji adalah mengubur
hidup-hidup anak perempuan tersebut.
Setelah
datangnya Islam kebiasaan kaum Arab menguburkan anak perempuan yang baru lahir,
mendapat teguran dari Allah SWT dalan QS. Al-Isra : 31 “Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah
yang akan memberikan rizki kepada mereka dan kepada kalian juga”.
b.
Nabi Muhammad SAW menegakkan hak-hak
wanita
Pada tanggal 9
dzulhijah, bertepatan dengan hari Jum’at, 6 Maret 632 M, di daratan Arafah,
Nabi Bersabda dihadapan 130.000 pengikutnya : “ wahai manusia, istri-istri
kalian memiliki hak-hak atas
mereka.mereka bergantung kepadamu, mereka tidak dapat mengerjakan semuanya
sendirian. Tak disangkal lagi kamu telah mendapatkan kepercayaan dari Allah,
dan mereka telah menjadi pasangan sah kamu dibawah ketetapan sang maha
pengasih, oleh karena itu bertaqwalah kepada Allah, berkenaan dengan wanita,
perlakukan mereka dengan lemah lembut.”
Berbeda dengan
pandangan kaum feminisme. Gerakan feminisme menimbulkan kemerosotan moral.
Dampak yang timbul akibat pembebasan ini berujung pada merajalelanya seks
bebas, narkoba, HIV Aids, kehamilan diluar nikah, dan berbagai kemerosotan
lainnya.
Begitu mulianya Nabi Muhammad SAW,
wanita barat menuliskan ajaran Rasul tentang wanita serta status mereka : “ tak
ada perbandingannya dalam sejarah, tentang apa yang dilakukan Rasul Muhammad
SAW dalam melindungi hak-hak wanita. Bahkan sampai sekarang, wanita muslim yang
sudah menikah memiliki hak-hak yang lebih baik dari seorang wanita Inggris.
Islam memberikan hak-hak yang sedemikian agung, yang bahkan tidak dimiliki oleh
wanita-wanita Perancis sekarang ini.” (Irena Medinax).
Daftar
Pustaka
Thalib
Muhammad, 2008. Gerakan Kesetaraan Gender
Menghancurkan Peradaban. Kafilah Media : Yogyakarta