~Karena Dramastis bukan hanya di drama korea~
Belakangan ini hidupku memang agak2 dramastis gimana gitu, Kamu sendirilah yang menyimpulkan apakah cerita dibawah ini se dramastis darama korea atau tidak sama sekali.
Setelah kemaren dramastis krn masalah keuangan lagi di uji. Di tilang polisi
lah, hape rusak, lampu motor mati (Untung saja si Bapak Polisi gak nilang kedua kalinya),
nabrak motor orang, service motor, ganti
oli, dsb.
Hari ini di uji bolak balik purbalingga-cilcacap
purbalingga. Hanya modal "nekad" demi mengejar sebuah
"KLB". Singkat cerita, kemarin sore dapat kabar dari seorang kawan di
kabupaten cilacap bahwa ada "KLB (Kejadian Luar Biasa) Diare" dengan
12 kasus, teman menyarankan untuk berangkat pagi-pagi agar bisa ikut
penyelidikan epidemiologi KLB diare . Beruntung sekali saya punya teman kos an
yang mau berbaik hati meminjamkan Handphone, yang setidaknya bisa saya pakai
untuk Telepon dan SMS saja.
Jam 6 pagi tadi saya berangkat menuju cilacap setelah
mendapat denah dan arahan dari bapak kos, dengan modal nekad berangkat sendiri dengan my
white-pink scooter. Nekad karena saya blm pernah ke cilacap dan tak punya Hp buat GPS-GPS-an *nasib dah hape
rusak*. Memasuki arah banyumas setiap beberapa Kilometer saya berhenti dan
bertanya pada orang-orang untuk
memastikan apakah saya masih di jalur yang benar. Jalur yang kulewati adalah
Banyumas-Buntu-Kroya-Adipala- Kemudian tibalah saya di “POM BENSIN ADIPALA”
Setelah sedikit menguras isi ATM saya melihat sms masuk “Mba, ada kasus
kematian karena DBD di Kecamatan XXXXXXx, daripada jauh-jauh ke Cilacap ambil
yang di purbalingga saja? Perasaanku campur aduk, antara marah dan capek,
and i really hate when i have two choice
“ Time to make decision, dan saya memutuskan kembali Purbalingga atau Lanjut Ke
cilacap” Ohhhh my. 2 Jam perjalanan, dan kini saya harus kembali ke Purbalingga
lagi. Di Jalanan yang sepi itu saya mencoba untuk menangis, namun karena fisik
terlalu terkuras bahkan saya tak punya tenaga lagi untuk mengeluarkan air mata.
Penderitaan belum putus sampai disitu, krn ternyata masih ada hal dramastis
yang terjadi ~ Bochor...Bochor...Ban Motorku Bochoooorrr~ Pikirku “Saya pasti
telat lagi kelokasi bersama Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga ”,
Semakin dipikir lagi, asam lambungku kumat. Oh noooooo. Berpikir cepat
bagaimana melawan stress akut ini, akhirnya saya mulai mengajak ngobrol bapak
tukang tambal ban, Pergi beli susu di toko seberang jalan, ngajakin ngobrol
anak kecil, bercanda dengan pembeli yang lainnya.
Tiba di purbalingga, Saya langsung ke kantor tempat magang (Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga) untuk
konfirmasi tempat kejadian penemuan kasus. Saya kemudian menyusul lagi ke tempat
penemuan kasus. Sesampai di Puskesmas, saya kemudian menghitung waktu
perjalanan dgn arah purbalingga-cilacap-purbalingga = perjalanan
purbalingga-wates. Setelah sampai di lokasi dan bertemu dengan tim PE (penyelidikan
epidemiologi). Saya kemudian melanjutkan PE dan akhirnya tiba di
rumah korban.
Doa Dua Hari yang lalu ~
Ohhh Ya Allah, saya
hanya berdoa "Ya Allah permudahlah penyelesaian tugas lapanganku". Hari ini ada kasus "bayi meninggal" krn Demam Berdarah Dengue/DBD dan 1 bayi
usia 6 bulan di rawat di RS yang sama sebagai
tersangka kasus DBD juga, Sungguh, maafkan aku dedek bayi. Meskipun saya belum
tahu apakah 1 kasus kematian ini bisa memenuhi tugas lapangan KLB, kok saya
berasa jahat banget yaaaa :(
Saya yakin, Tim 31 angkatan FETP 2013 punya cerita yang
lebih seru tentang bagaimana heroiknya penyelidikan KLB. BTW, Cerita ini akan
berlanjut jika ibu dosen menyetujui kasus ini untuk diselidiki :D