Tepat pukul 20.45 WIB, lambaian tangan melepas kepergian saudara
perempuanku satu-satunya. Lambaian tangan tersebut menandakan perjalanan hidup
sesungguhnya baru akan dimulai. Pertemuan dan perpisahan telah diatur oleh sang
Maha Kuasa sehingga perpisahan tak harus identik dengan sebuah tangisan. Bahkan
senyuman, menandakan kesiapan seseorang untuk melewati berbagai proses yang
akan dilalui.
Sebuah takdir,
Empat bulan yang lalu Allah mengirimkannya padaku. Kedatangannya
membuatku merasakan kembali atmosfer keluarga. Hidup terpisah dari orang tua terkadang membuatku
haus akan suasana keluarga. Ia datang menghiburku disaat-saat ku sedih,
menemaniku saat ku sangat tegang di meja sidang proposal skripsi, menemaniku
melewati masa-masa KKN, ikut bahagia jika ku bahagia, dan dengan lapang-dada ia mendengarkan omelan
saudara perempuannya setiap hari.
Sabar
Ia begitu sabar. Kepribadiannya yang plegmatis-melankolis itu yang membuatnya
bisa mengimbangi karakterku yang sanguinis-koleris.
Singkat
Masih banyak tempat baru yang belum kami kunjungi bersama
Ternyata, kita belum banyak merasakan jenis makanan yang
baru.
Semoga, masih diberi kesempatan untuk melakukan banyak hal
bersama J
Sekarang tidak akan ada lagi
Panggilan : “pipi.... ooooo.... pipi!!!”
“Banana Girl”.
“Sholat Jama’ah dengan request ayat sesingkat-singkatnya”
Everywhere
Dimanapun kamu berada. Ingat !! Perangi bakteri Staphylococcus aerus.
Harapan
Gud Luck. Allah Beside You. Semoga kita bisa bertemu lagi.
HOME SWEET HOME.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar