Jumat, 24 Januari 2014

Pengamatan "Cinta Diam-Diam"

Dosen saya pernah mengajarkan tentang metode penelitian deskriptif. Jauh diluar dugaan saya ternyata banyak sekali jenis-jenis alat ukur penelitian deskriptif. Awalnya saya mengira hanya dengan tipe wawancara mendalam atau Focus Group Discussion. Yang menarik bagi saya dari berbagai macam instrumen itu adalah melakukan penelitian dengan “mengamati responden tanpa sepengatahuan respon”.
Secara singkat saya akan menguraikan studi kasus yang saya lakukan. Tenang saja, studi kasus ini tidak akan terlalu berat karena kasus yang saya pilih berhubungan dengan “cinta”. Pembahasan mengenai cinta memang selalu ga ada matinya ya ^_^. Ini bukan penelitian serius karena hanya bersifat menghibur.

Saat ini saya sedang magang di salah satu Dinas Kesehatan Kabupaten tepatnya di Purbalingga, Jawa Tengah. Jenis kos-kosan disini sangat berbeda dengan kota domisili sementara saya sekarang (Yogyakarta). Di Yogyakarta, Satu kamar kos-kosan disewa oleh satu orang, Kalau di Purbalingga 1 kamar bisa dihuni tiga-empat orang. Perbedaan yang kedua, penghuni kos-kosan di Yogyakarta kebanyakan mahasiswa kalau disini (Purbalingga) Penghuni kos-kosannya Siswa SMA yang masih berumur belasan tahun. Otomatis, saya pun menjadi satu-satunya penghuni kos-kos an golongan “tua”.

Setiap malam saya mengamati tingkah “my roommate”. mereka selalu “galau” kalau tidak ada sms dari “doi-doi/gebetannya” pengennya selalu ada sms di handphone masing-masing. Kalau saya bilang sih cinta diam-diamnya anak SMA itu selalu gelisah kalau ga dpt sms dari gebetan. Kalau dibandingkan dengan orang-orang dewasa seumuran saya ataupun teman-teman saya, cara kami mencintai diam-diam adalah hanya kepo in jejaring sosial si doi :D Entah alasannya gengsi atau karena faktor usia yang bikin generasiku tidak begitu labil.

Penelitian kecil-kecilan ini sebenarnya subjektif banget. Yagapapa lah. hanya sekedar ingin menuliskan apa yang ingin kutulis. Have a nice day readers :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar